Rabu, 03 Juni 2015

laporan praktikum ipa modul 5



MODUL 5
1.        TITIK LEBUR ES
              I.              Pendahuluan

Pemahaman perubahan wujud dalam fisika adalah berubahnya fisik suatu zat dari kondisi padat menjadi cair, dari cair menjadi uap, dan sebaliknya. Perubahan ini tentunya tidak begitu saja tanpa ada yang mempengaruhinya yaitu kalor atau panas. Jika suatu zat menyerap panas maka temperatur zat tersebut akan naik sampai temperatur tertentu.
Namun walau suatu zat secara terus menerus menyerap panas, suhu zat tersebut tidak serta merta mengalami kenaikan secara terus menerus. Pada temperatur tertentu suhu zat tersebut akan berhenti pada suatu titik dan saat itu zat tidak mengalami kenaikan suhu namun yang terjadi adalah perubahan wujud.
 
           II.              Tujuan

1.      Menguji bahwa titik lebur es adalah 0°c
2.      Menguji bahwa titik didih air adalah 100°c

        III.              Alat dan bahan

1.      Es batu 1 kg                         2 – 3 buah
2.      Thermometer                        2 buah
3.      Bejana kaca                          2 buah
4.      Pengaduk sendok kecil        2 buah
5.      Bunsen/lampu spiritus          2 buah
6.      Kasa                                                 2 buah
7.      Tripot                                   2 buah
8.      Static                                    2 buah

        IV.              Cara kerja

1.      Mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan
2.      Memanaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan mengaduknya pelan-pelan secara terus menerus sampai mencapai suhu tertinggi
3.      Memperhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan mengamati perubahan suhu yang tertera pada termometer
4.      Mencatat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada lembar kerja 


           V.              Hasil pengamatan
Description: F:\isi praktikum\16629_702072333167728_2390464791238091318_n.jpg
1.      Suhu es sebelum dipanaskan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka suhu es dalam bejana sebelum dipanaskan adalah 0°c
2.      Tabel 5.1. Kenaikan suhu

No.
2 menit ke
Kenaikan suhu
Suhu pada termometer
Keterangan
1
1
Tidak mengalami kenaikan suhu
2
2
Tidak mengalami kenaikan suhu
3
3
Tidak mengalami kenaikan suhu
4
4
Tidak mengalami kenaikan suhu
5
5
Mengalami kenaikan suhu
6
6
12°
21°
Mengalami kenaikan suhu
7
7
11°
32°
Mengalami kenaikan suhu
8
8
40°
Mengalami kenaikan suhu
9
9
48°
Mengalami kenaikan suhu
10
10
55°
Mengalami kenaikan suhu
11
11
62°
Mengalami kenaikan suhu
12
12
68°
Mengalami kenaikan suhu
13
13
74°
Mengalami kenaikan suhu
14
14
78°
Mengalami kenaikan suhu
15
15
82°
Mengalami kenaikan suhu
16
16
85°
Mengalami kenaikan suhu
17
17
86°
Mengalami kenaikan suhu
18
18
87°
Mengalami kenaikan suhu
19
19
87°
Titik didih
20
20
87°
Titik didih

        VI.              Pembahasan

Perubahan wujud es menjadi air dikarenakan adanya proses pemanasan. Saat termometer menunjukkan skala 0°, pemanasan masih berlangsung terus. Yang terjadi pada proses ini adalah bahwa es semakin mencair.
Pada 2 menit ke 20 suhu menunjukkan pada 87°c, dimana pada suhu ini sudah mulai mendidih.

     VII.              Pertanyaan
1.             Benarkah perubahan wujud es menjadi air dikarenakan adanya pemanasan ? Berikan jawaban singkat dan jelaskan !
2.             Saat temometer menunjukkan skala 0 c , pemanasan masih berlangsung terus ! Apakah yang terejadi pada peristiwa ini ?
3.             Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0 c walaupun pemanasan terus menerus ?
4.             Kapan suhu air dapat berubah mencapai suhu 100 c ?


Jawaban dari pertanyaan diatas :

1.      Ya , karen berubahnya fisik suatu zat dari kondisi padat menjadi cair , dari cair menjadi uap , dan sebaliknya , ini tentunyaa tidak begitu saja terjadi tanpa ada yang mempengaruhi , yaitu kalori ( panas ) .
2.      Proses ini terjadi karena terdapat proses dimana suhu es tidak mengalami kenaikan walaupun pemanasan masih berlangsung .
3.      Karena pada suhu tersebut tejadi proses peleburan dengan energi laten ( tersembunyi )
4.      Pada saat suhu tersebut menyerap panas maka suhu itu akan naik sampai temperatur 100 c .


  VIII.              Kesimpulan

Berdasarkan percobaan maka dapat di simpulkan bahwa titik didih air tidak harus 100°C tergantung dari tekanan udara.

1.     Konduksi

A.    LANDASAN TEORI
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.
         Berdasarkan sifat menghantar panas, benda dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
a)      Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kaor baik.
Contohnya : besi, baja, tembaga, aluminium dll.
b)      Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor yang kurang baik.
Contohnya : kayu, plastic, kertas, air dll
B.       TUJUAN
1.       Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi.
2.       Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik.


C..       ALAT DAN BAHAN
1.      Tripot                          1 buah
2.      Lampu Spritus             1 buah
3.      Cakra Konduksi          1 buah
4.      Lilin Warna / malam    1 buah
D.         CARA KERJA
1.      Mengambil empat bagian lilin/malam dan letakkan masing-masing di ujung logam pada cakram konduksi.
2.       Meletakkan cakram konduksi di atas tripot.
3.      Memanasi cakram konduksi tepat diantara sambungan ke empat logam.
4.      Menganalisis data pengamatan
5.      Membuat kesimpulan
6.      Membuat laporan praktikum







Description: Description: Description: Description: H:\MAMA FICA\mama fica\Konduksi_files\konduksi.jpg
E.          HASIL PENGAMATAN

No
Jenis bahan
Lilin mencair pertama
Lilin mencair kedua
Lilin mencair ketiga
Lilin mencair keempat
1.
Besi



2.
Tembaga



3.
Kuningan



4.
aluminium




F.                PEMBAHASAN
Logam mempunyai sifat mudah menghantarkan panas.Logam-logam di atas juga memiliki sifat tersebut.Tetapi daya hantar panas tersebut berbeda-beda tergantung jenis-jenis logamnya. Aluminium dan tembaga  sebagai konduktor yang paling bagus.

G.              KESIMPULAN
Melalui percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa kalor atau panas dapat berpindah tempat melaui cara konduksi.  Dan logam-logam di atas bisa menghantarkan panas tersebut sehingga di sebut konduktor.
H.            PERTANYAAN
1.      Aluminium. Karena aluminiam termasuk logam yang mudah menghantarkan panas
2.      Tembaga, karena kayu bukan konduktor, tetapi sebagai isolator.
3.      karena logam memiliki sifat mudah menghantarkan panas. Sehingga logam-logam di atas bersifat konduktor panas.
I            DAFTAR PUSTAKA
Sumardi,yosaphat.dkk(2009).Konsep Dasar IPA di SD .Modul 8. Jakarta:universitas Terbuka.
Sugiarto,Teguh (2008).Ilmu Pengetahuan Alam 1:untuk SMP/MTS/kelas VII.Bab 6.Departemen Pendidikan Nasional.

KONVEKSI

I.                   Pendahuluan
Konveksi adalah Kalor atau panas dapt berpindah melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel tersebut .
Konveksi terjadi karena pemanasan yang mengakibatkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas dan bagian zat yang dingin.
II.                Tujuan
1.      Menguji bahwa udara dapat mengalirkan panas
2.      Menguji peristiwa aliran panas dalam zat cair
III.             Alat dan bahan
1.      Kotak konveksi     1 buah
2.      Lilin                       2 buah
3.      Kertas karton        2 lembar
4.      Plastik
IV.             Cara Kerja
1.      Menyiapkan sebuah kotak karton persegi panjang dengan ukuran p = 20cm,  l = 6cm, t = 15cm
2.      Membuat cerobong dari karton dengan diameter 3cm ( 2 buah )
3.      Salah satu sisi kotak dibuat dari plastik tebal
4.      Membuat asap dari kertas yang dibakar kemudian dimatikan sehingga asap keluar
5.      Dekatkan asap tersebut pada lubang tabung 1
6.      Amati saat lilin belum dinyalakan  apa yang terjadi?
7.      Setelah lilin dinyalakan apa yang terjadi pada asap?


KONVEKSI DALAM AIR
I.                   Pendahuluan
Peristiwa konveksi dapat juga ditunjukan pada kegiatan arus konveksi dalam air.
Pemanasan air dalam bejana yang telah dicampur dengan serbuk gergaji akan menunjukan bagaimana pergerakan konveksi dalam air terjadi.
II.                Tujuan
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi didalam zat cair ( air )
III.             Alat dan Bahan
1.      Bejana kaca
2.      Serbuk Gergaji
3.      Tripot
4.      Lampu Spiritus
5.      Kasa 
IV.             Cara Kerja
1.      Mengisi bejana dengan air sampai hampir penuh
2.      Mencampurkan sedikit serbuk gergaji kedalam bejana air dan diaduk sampai merata 
3.      Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada dalam air
4.      Amati serbuk – serbuk dalam bejana saat mulai dipanaskan dan seterusnya. Mencatat  perubahan apa saja dan pergergerakan apa saja yang terjadi dalam bejana.
5.      Mencatat hasil pengamatan
V.                Hasil Pengamatan
·         Saat bejana belum panas, serbuk gergaji yang ada didasar ada pula yang berada dipermukaan air
·         Saat bejana mulai memanas hingga air didalamnya mendidih, serbuk – serbuk gergaji tersebut bergerak berputar – putar mengintari aliran air yang semula berda diatas berputar kebawah, begitu pula sebaliknya.
VI.             Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih terjadi peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panasdan  bagian zat yang dingin. Hal ini diperlihatkan oleh serbuk gergaji dari bawah keatas begitu sebaliknya.
VII.          Pertanyaan
1.      Tak lama setelah bejana dipanasi, apa yang terjadi dengan serbuk – serbuk tersebut!
Jawab : yang terjadi serbuk – serbuk gergaji didalamnya akan bergerak naik turun mengikuti aliran air yaitu dari bawah keatas berputar terus
2.      Mengapa serbuk pada posisi di atas gerak turun dan sebaliknya? Beri penjelasan dengan menggunakan hubungan volume, massa jenis,dan kaitannya dengan suhu T
Jawab : serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa jenis dapat digunakan hubungan antara volume, massa jenis, dan suhu.
Q    = hA∆T
t
VIII.        Daftar Pustaka
Sumardi, Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD. Modul 1.Jakarta : Universitas Terbuka.
Sugiyarto T, Eny Isnawati.( 2008 ). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS kelas VII,Bab 11, Jakarta :Departemen pendidikan nasional.